Selasa, 01 April 2014

Hiii.... Bertemu Hantu

Pada suatu malam yang terang benderang oleh sinar bulan purnama, sepasang muda-mudi tampak sedang asyik berpacaran di sebuah makam desa.  Mereka ngobrol sambil sesekali terlihat tertawa gembira.  Sampai tak terasa malam sudah terlalu larut.  

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara seseorang yang sedang memukul sesuatu "tak...tok...tak...tok..."
"Whaaa.....hantuuuu.....!"
Teriak mereka berdua sambil memalingkan muka, namun suara pukulan palu tersebut tidak juga berhenti.  Akhirnya mereka beranikan diri untuk melihat kearah sumber suara tersebut.  Ternyata suara tersebut berasal dari seorang kakek yang sedang memahat sesuatu di batu nisan.
"Ah kakek, ngagetin kami aja"
"Kalian sedang ngapain disini?" tukas si kakek
"Kami sedang santai sambil menikmati terangnya bulan purnama kek, kakek sendiri sedang ngapain malam-malam gini di kuburan?" tanya si pemuda.
"Ini semua karena kesalahan cucuku yang keliru menulis namaku dibatu nisan, makanya aku betulkan sendiri". Sahut si kakek.
"Whaaaa....whaaaaa....hantu betulan....!"
Tanpa komando spontan mereka berlari terbirit-birit meninggalkan makam menuju perkampungan penduduk.

Sampailah diperbatasan kampung, sambil terengah-engah mereka bertemu dengan petugas ronda malam itu.

"Ngapain kalian ini malam-malam berlarian sambil teriak-teriak kayak dikejar hantu aja".
"Kami memang baru ketemu hantu betulan pak, boleh kami minta minum?"
"Ini kalian minumlah" sahut petugas ronda sambil menyodorkan 2 gelas air putih.

Setelah kondisi cukup tenang barulah pemuda tadi menceritakan kejadian yang barusan dia alami bersama pacarnya kepada petugas ronda.

"Salah kalian sendiri ngapain malam-malam gini pacaran di kuburan mentang-mentang bulan purnama.  Seperti kondisi politik di negara kita saat ini, mentang-mentang sekarang ada seseorang yang menurut survey layak jadi capres, euforia dimana-mana, karena seringnya blusukan ke kalangan bawah dianggap sebagai pencitraan sehingga jadi lupa bahwa masih banyak masalah yang meng"hantu"i negara ini.  Korupsi merajalela, kemiskinan hampir merata, pengangguran dan kriminalitas dimana-mana,  itulah sebenarnya hantu nyata yang sedang kita temui saat ini." Terang petugas ronda.

"Jadi kita harus bagaimana seharusnya pak?" Tanya si pemudi

"Kerjakan tugas kita masing-masing dengan baik sesuai dengan jalur yang benar, adil dan jujur, jangan mumpung sekarang sedang "pesta rakyat" sehingga jadi lupa segalanya seperti melihat terangnya bulan purnama di malam hari". Imbuh si pentugas ronda mengakhiri opininya. ***

(Dicuplik dari kolom "Buras" tulisan Bambang Eka Wijaya Pimpinan Umum Harian Lampung Post)

Senin, 31 Maret 2014

Menemukan Uang 52,5 Juta Di Belakang Rumah

Kolam ikan gurame berukuran 300 m2 dibagi menjadi 3 bagian

Secara tidak sengaja waktu aku mampir sebentar untuk main ke rumah sahabat karibku di sebuah desa kecil di Kabupaten Trenggalek kemarin ada sebuah obrolan ringan. Berawal dari tanya kabar berita sampai akhirnya ke masalah usaha.  Sebenarnya aku sudah tahu bahwa sahabat priaku ini adalah seorang pedagang peracangan/kelontong di sebuah pasar tradisional karena wasiat dari mendiang ibunya.  Jika hari telah siang dia pulang ke rumah dan membuka toko sederhananya di teras rumahnya.
Obrolan berlanjut sampai akhirnya saya tanya mengenai usaha lainnya yang sedang dia kerjakan.   Kebetulan di belakang rumahnya ada lahan kosong seluas kira-kira 300 meter persegi.  Lahan tersebut dia bersihkan dan digali sehingga menjadi empang untuk kolam ikan gurame.
Dengan perhitungan sederhana dia jelaskan kepada saya.  Kolam dia bagi menjadi 3 dengan bentuk memanjang dengan luas masing-masing 100 m2.  Dengan kerapatan ikan 10 ekor per m2 maka dalam 1 kolam membutuhkan 1.000 ekor bibit gurame.  Jadi dalam 300 m2 dia butuhkan 3.000 ekor bibit.  Dasar kolam berupa tanah dan samping dia pasang terpal.  Setiap air mulai berkurang maka dia akan mengisinya lagi sampai penuh.  Selama hidupnya setiap 1.000 ekor gurame membutuhkan 25 karung pakan pelet ditambah dsun talas dan kangkung sekedarnya.  Harga pelet per karung adalah Rp 250.000,-.  Jadi untuk pelihara 3.000 ekor membutuhkan 75 karung pelet.  Nilai modal tang dikeluarkan untuk membeli pelet adalah 75 x Rp 250.000,- = Rp 18.750.000,-.

Potensi hasil panen setelah dia pelihara selama 10 bulan berdasarkan pengalaman yang sudah pernah dia alami adalah sebagai berikut.  Persentase hidup ikan kira-kira 90% dengan rata-rata bobot ikan gurame 0,65 kg/ekor.  Maka berat total dari 3 kolam adalah 3.000 x 90% x 0,65 = 1.755 kg.  Anggap saja tidak semua ikan besarnya sama ada yang kecil sehingga berat totalnya menjadi 1.750 kg.  Dengan harga ikan gurame kisaran Rp 30.000,-/kg maka dia dapatkan hasil kotor 1.750 kg x Rp 30.000,- = Rp 52.500.000,-.  Hasil tersebut dikurangi biaya pakan Rp 18.750.000,- dan bibit ikan Rp 3.000.000,- masih ada sisa keuntungan sebesar Rp 30.750.000,-
Hasil olahan gurame goreng yang nikmat

Ternyata dengan sedikit kreatifitas dan pemikiran sederhana dia bisa mendapatkan tambahan penghasilan yang lumayan besar.  Sebenarnya usaha ini tidak hanya berlaku untuk sahabat saya tersebut saja tetapi untuk siapa saja yang mau berusaha termasuk saya yang seorang karyawan swasta.  Makanya gurih dan nikmat sekali makan gurame goreng hasil tangkapan sendiri malam itu :-).  Selamat beropini.***

Senin, 24 Maret 2014

Hari ini ulang tahunku

Sebuah permulaan. Benar sekali ini adalah sebuah awal aku menulis blog dengan isi yang bebas. Hari ini adalah hari yang istimewa untuk mengawalinya karena hari ini adalah hari ulang tahunku.  Aku jadikan sebagai momen yang penting untuk memulai menuliskan sebuah opini. Sebenarnya aktivitas ngeblog sudah aku mulai sejak tahun 2005 silam tetapi karena memang blog yang kubuat dulu hanya untuk iseng mungkin karena itu jadi kurang berkembang bahkan hilang dengan sendirinya :-).

Kali ini aku benar-benar ingin memulainya lagi meskipun sekarang sedang posting lewat HP Android type Samsung Galaxy Grand Duos (mulai deh sifat promosinya hehe...). 

Tidak ada yang istimewa dalam perayaan hari ulang tahunku kali ini (dan juga tahun sebelum-sebelumnya), tapi entah mengapa yang ada dalam benakku saat ini adalah dengan semakin bertambahnya usia maka tanggung jawab kepada keluarga semakin besar pula.  Kedua anakku sekarang sudah menunjukkan kemampuannya untuk mengeluarkan biaya.  Anak yang besar sudah berumur 9 tahun pada bulan April nanti dan yang kecil sudah berumur 2 tahun pada bulan April depan.

Terinspirasi dari tulisan seorang TKW di Hongkong yang dengan rajin menuliskan semua hal yang temannya dan dia alami selama menjadi TKW, kebijakan dan aturan pemerintah, perlakuan sang majikan, komunitas para TKI/TKW, cerita-cerita lucu dan konyol dengan gaya bahasa yang santai dan logat yang jawa medok membuat tulisannya banyak dibaca dan dinanti banyak orang.  Dialah Sri Lestari dari Blora Jawa Tengah.  Apa yang dia tulis lewat blog di babungeblog membuat banyak orang tergugah untuk selalu menulis yang suatu saat menjadi pelajaran banyak orang.  Oleh sebab itu traffic blog-nya sempat melonjak tajam dalam kisaran 11.000 pengunjung dalam sehari dan menjadi trending topic setelah profilnya dimuat dalam harian koran Jawa Pos edisi 17 Maret 2014 lalu.

Menulis blog tidak harus bersifat formal, karena menurut penelitian bahwa tulisan dan catatan ringan yang ditulis blogger malah yang seringkali disukai oleh pembaca. Lupakan sejenak pikiran tentang bisnis online anda.  Dalam benak kita sekali-sekali perlu terpikir bahwa sampai dengan saat ini sesuatu apa yang berguna bagi orang lain yang telah aku berikan? walaupun hanya berupa tulisan. Semoga dengan kesadaran dan pemikiran baru dalam tulisan blog ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.  Salam opini segar!