Kamis, 17 Maret 2016

Begadang Belajar Berdagang

Suatu hari di rumah kos. Ada seorang tamu lelaki muda datang menawarkan sepeda motor kepada Mbah Bejo.  Tamu menawarkan sepeda motor seharga 12 juta.
"Uangnya buat apa?" tanya Mbah Bejo.
"Mau saya belikan motor matic kecil mbah untuk dipake adik saya sekolah ".
"Lho kalo mau beli motor mbok ya ndak usah jual motor, gimana klu tukeran dengan motor matic saya yang masih sangat bagus".
"Lihat motornya mbah" tukas si tamu.
Mbah bejo lalu membawa motor maticnya yang masih bagus dan menunjukkan kepada si tamu.
"Klu tukeran syaratnya apa mbah?" tanya si tamu.
"Surat motor harus ada, kelengkapan motor komplit itu saja, tidak usah tukar tambah". jawab Mbah Bejo.
Akhirnya mereka sepakat dan deal !, lalu si tamu pulang membawa motor mbah Bejo.
Setelah tamu pulang saya tanya kepada Mbah Bejo apa untungnya kalo hanya tukeran motor.
Mbah Bejo menjelaskan bahwa harga motor maticnya kalo dijual di pasaran mungkin akan laku hanya 8,5 juta, sedangkan motor si tamu jika dijual dipasaran akan laku 12 juta. Ternyata berdagang ala makelar tidak hanya berupa uang melainkan untung barang senilai 3,5 juta.
Mbah Bejo adalah transmigran dari Magelang Jawa Tengah. Usianya sekitar 65 tahun, meski begitu perawakannya masih begitu gesit dan energik.
Saya bertandang dan ngobrol ke rumah beberapa tetangga, kebanyakan kondisi ekonominya tidak se-mapan Mbah Bejo.  Mereka memang mengakui bahwa Mbah Bejo adalah orang yang pandai berdagang dan lihai dalam bernegosiasi.  Hasil berdagangnya bisa untuk membeli beberapa rumah, tanah, sapi, sawah dan beberapa kendaraan.
Dimanapun jika kita lihat, entah itu di masyarakat, perusahaan, wirausaha, pengusaha, peternak, pebisnis, petani, pekebun atau apapun itu, bagian pemasaran adalah ujung tombak untuk keberlangsungan suatu usaha.  Perekonomian suatu negarapun tergantung dari kelancaran perdagangan.
Selamat berdagang...! *.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar